JAKARTA - Tidak hanya guru, dosen pun harus
melewati proses sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki
serta meningkatkan taraf hidup yang lebih baik melalui tunjangan. Namun,
dari 273 ribu dosen di Indonesia, baru 47 persen yang bersertifikasi.
Demikian diungkapkan Ketua Bidang Litbang dan P2M Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Firdaus Ali saat berdiskusi permasalahan terkait pendidikan di Universitas Prof. Dr. Hamka (Uhamka). "Baru 47 persen dosen dari 204 perguruan tinggi se-Indonesia yang sudah tersertifikasi," kata Firdaus selepas diskusi di Kampus Uhamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, kemarin.
Namun, lanjutnya, dosen sedikit lebih beruntung dibandingkan guru untuk menutup kebutuhan karena minimnya pendapatan. Sebab, seorang dosen masih bisa mencari penghasilan tambahan.
"Gaji dosen memang di atas UMP. Tetapi untuk sebuah negara, ini masih jauh dari standar. Bandingkan negara-negara lainnya. Di Malaysia, gaji dosen Rp4,8 juta, Singapura Rp9 juta, Jepang Rp13 juta, dan AS Rp31 juta," tambahnya.
Tidak hanya itu, dari 273 ribu dosen di Tanah Air, hanya delapan persen dosen yang telah menyandang titel S-3. Sementara negara tetangga, yakni Malaysia dengan total penduduk 28 juta, jumlah S-3 di Negeri Jiran tersebut mencapai 19 persen.
"Jumlah ini tidak rasional. Jumlah dan kualitas dosen harus diperbaiki. Dihitung dengan rasio mahasiswa. Idealnya, satu dosen mengajar lima mahasiswa. Baru kita bisa hasilkan kualitas pendidikan yang baik," papar Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Indonesia (UI) itu.(ade)
Demikian diungkapkan Ketua Bidang Litbang dan P2M Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Firdaus Ali saat berdiskusi permasalahan terkait pendidikan di Universitas Prof. Dr. Hamka (Uhamka). "Baru 47 persen dosen dari 204 perguruan tinggi se-Indonesia yang sudah tersertifikasi," kata Firdaus selepas diskusi di Kampus Uhamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, kemarin.
Namun, lanjutnya, dosen sedikit lebih beruntung dibandingkan guru untuk menutup kebutuhan karena minimnya pendapatan. Sebab, seorang dosen masih bisa mencari penghasilan tambahan.
"Gaji dosen memang di atas UMP. Tetapi untuk sebuah negara, ini masih jauh dari standar. Bandingkan negara-negara lainnya. Di Malaysia, gaji dosen Rp4,8 juta, Singapura Rp9 juta, Jepang Rp13 juta, dan AS Rp31 juta," tambahnya.
Tidak hanya itu, dari 273 ribu dosen di Tanah Air, hanya delapan persen dosen yang telah menyandang titel S-3. Sementara negara tetangga, yakni Malaysia dengan total penduduk 28 juta, jumlah S-3 di Negeri Jiran tersebut mencapai 19 persen.
"Jumlah ini tidak rasional. Jumlah dan kualitas dosen harus diperbaiki. Dihitung dengan rasio mahasiswa. Idealnya, satu dosen mengajar lima mahasiswa. Baru kita bisa hasilkan kualitas pendidikan yang baik," papar Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Indonesia (UI) itu.(ade)
Sumber : http://kampus.okezone.com/